Rabu, 05 September 2018

Memetik Pelajaran Dari Tahapan Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Nasional 2018



Oleh Suyatno
Tulisan ini adalah sebuah refleksi pribadi saya sebagai warga desa,  pengelola Perpustakaan Desa "Kesuma Pustaka" Desa Tanjung Kesuma Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

Mendapat kesempatan bisa mengikuti tahapan Lomba Perpustakaan desa/Kelurahan  Tingkat Nasional tahun 2018, adalah pengalaman penting dalam perjalanan hidup saya. Sebuah lomba yang penuh proses pembelajaran.

Kenapa?  Saya dan tim pengurus Perpusdes mendapat kesempatan belajar langsung dari para penggiat litetasi terbaik dari seluruh Indonesia, dewan juri yang hebat dan Panitia Penyelenggara yang begitu concern menjaga proses dan setiap tahapan pelaksanaan.

Momentum Belajar Bernilai Tinggi dari orang orang yang berdedikasi Tinggi terhadap Literasi.

Saya beruntung bertemu dengan seluruh Dewan Juri Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Nasional Tahun 2018. Pada tahap akhir/Final Lomba ini. Juri yang terdiri 5 (lima) orang ini merupakan pilihan terbaik Perpustakaan Nasional RI.
1 . Bapak Teuku Syamsul Bahri, Ketua tim dewan juri Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional dari Perpustakaan Nasional,
2. Bapak Drs.  Bambang Supriyo Utomo ( Ketua Umum Gerakan Permasyarakatan Minat Baca Pusat)
3. Bapak DR. H. Zulfikar Zen, SS.MA (Akademisi/Dosen Departemen Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia,  1981-kini)
4. Bapak Adli Harahap (Kasubbid Kepemudaan  Keolahragaan, Perpustakaan dan Kearsipan Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri) 
5. Ibu Dra.  Trini Haryanti (Pendiri Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia.

Tulisan diatas baru keterangan latar belakanng masing masing Tim Juri, belum tentang pengalaman masing masing tim Juri.

Sulit dibayangkan kalau saya harus belajar dengan dewan juri yang merupakan Pakar Perpustakaan secara terpisah pisah dan waktunya berbeda beda.  Karena  saat ini membahas berapa banyak ilmu pengetahuan,  pengalaman dan saran yang sudah diberikan oleh Tim Juri kepada seluruh peserta selama rangkaian lomba saja saya sudah kewalahan.  Tentu tambah sulit lagi bagi saya bisa meceritakan  detilnya melalui tulisan ini. (He he he. )

Yang tidak kalah menarik, adalah proses saling belajar sesama  penggiat literasi (pengelola perpustakaan desa)  dari berbagai Provinsi.

Kalau saya juga harus  medatangi langsung ke 17 lokasi Perpustakaan Desa/Kelurahan yang telah dinobatkan oleh Perpusnas RI sebagai pemenang Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Nasional Tahun 2018, disemua cluster. Berapa banyak waktu,  tenaga dan biaya yang harus saya keluarkan? Cukup besar bukan? Karena harus mengeluarkan biaya untuk keliling pulau pulau besar di Indonesia.

Sudahkah Benar-benar Berubah  Pola Fikir Saya?

Pada saat mencoba membandingkan kondisi saat ini dengan beberapa tahun sebelum ada perpustakaan di desa,  saya sepertinya dengan mudah  mendapati fakta bahwa lembar demi lembar buku, dan ilmu pengetahuan yang ada didalamnya bisa merubah beberapa hal.  Hal mendasar adalah adanya perubahan pola fikir saya. Benarkah?

Perubahan pola fikir diri sendiri saja ternyata belum cukup jika belum bisa diliterasikan  kepada orang lain. Minimal dimulai dari orang orang terdekat dan lingkungan terdekat.

Jika saya saya masih kesulitan menjalankan visi literasi dasar ini,  mana mungkin cita cita mulia Perpusdes untuk bisa mengajak orang lain  memercayai buku bisa mengubah pola fikir orang bisa tercapai?

Menjadikan Lomba sebagai "Bonus Tanggung Jawab," Bukanlah Tujuan Akhir

Selama rangkaian lomba,  Peserta sudah diberi keyakinan bahwa peserta Lomba pada dasarnya adalah pemenang dari Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Kabupaten dan  dilanjutkan dengan Lomba Tingkat Provinsi.

Dan Setelah dinyatakan sebagai pemenang lomba Tingkat Provinsi, kemudian oleh Tim Juri dari Perpustakaan Nasional RI diseleksi dan dinyatakan pemenang tingkat Nasional di 3 cluster dengan pembagian masing masing 6 provinsi per cluster. Artinya jumlah seluruh peserta final Lomba ini berjumlah 18 Perpustakaan Desa/Kelurahan.

Mari kita lihat sebaran Perpusdes yang ada. Di Cluster A terdiri dari Perpustakaan Desa/Kelurahan dari Provinsi Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,  Sulawesi Selatan
Cluster B: Sumatera Barat,  Bengkulu, Lampung, Gorontalo, Sumatera Selatan,  Sulawesi Tenggara
Cluster C: Kalimantan Barat, Maluku, NTB
Papua, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

Kedelapanbelas perpustakaan desa/kelurahan ini telah melalui beberapa tahapan penilaian.  Diantaranya mendapat visitasi( telah dikunjungi) oleh 2 orang tim Juri.

Dalam tahapan visitasi,  Tim juri telah melihat secara langsung fisik perpustakaan Desa/Kelurahan, layanan,  dan berinteraksi langsung dengan para pengurus juga dengan unsur Pemerintah Desa/Kelurahan, Pemerintah Kabupaten dan Provinsi.  Ada banyak bimbingan berupa saran dan masukan kepada selirih stakeholder yang terlibag dalam Perpustalaam Desa.

Rabu,  5 September 2018, adalah tahapan Final Lomba Perpustakaan Desa/keluraham, semua  peserta lomba diberi kesempatan untuk mempresentasikan profil, kegiatan dan rencana Perpustakaan Desa masing-masing.

Dalam Technical Meeting sebelum pelaksanaan, Tim Juri telah membacakan secara lugas tentang syarat, ketentuan dan tata tertib lomba. Menurut saya,  Sebuah lomba yang dikemas apik,  agar semua peserta bisa menyampaikan paparan sesuai rule of the game. Sudah ditetapkan koridor sebagai batasan, dan rambu rambu sebagai  peringatan.

Sekalipun tim juri mengajak semua peserta bisa menjalani tahapan ini secara santai tanpa beban, namun bagi saya,  final lomba adalah sebuah kompetisi.
Sekalipun tidak semata mata mencari menang pada saat lomba, namun kompetisi peserta terhadap visi,  misi,  harapan dan program kerja masing-masing.
Realitas nya bahwa gelanggang kompetisi pratama nya ada di Lomba ini,  namun kompetisi utamanya para Pengelola Perpustakaan Desa ini ada ditengah kehidupam masyarakat di desa masing-masing.

Semua kandidat diberi kesempatan yang sama untuk berjuang ditengah masyatakat,  berkompetisi di Lomba Perpusdes tingkat Nasional,  dan beberapa hari kedepan akan kembali ke desa masing masing.

Babak Final lanjutan "lomba" ini sesungguhnya sudah ada terekam didalam fikiran kita masing masing,  dan akan cepat tersaji didepan mata.

Mari terus berlomba membangun literasi,  sebagai upaya pasti untuk mengubah sebuah kondisi yang akan terpahat dan menjadi bagian peradaban masyarakat desa kita.
Semangat berjuang teman teman penggiat literasi.
Salam Literasi.

1 komentar:

  1. WynnCasino: What is the Best Bet and How to Win At it
    The Wynn Rewards program is the first loyalty 광주 출장샵 program on the Las Vegas Strip. It 부천 출장안마 allows 영천 출장샵 users 성남 출장마사지 to earn 김포 출장마사지 extra rewards from participating

    BalasHapus