Sabtu, 30 Januari 2016

Rabu, 27 Januari 2016

Rembuk Warga Keamanan dan Ketertiban Lingkungan

Warga Dusun VI Tanjung Kesuma hari ini 27/01/2016 menggelar musyawarah dusun. Acara yang diselenggarakan di kediaman Kepala Dusun VI Tanjung Kesuma ini membahas beberapa hal yang menyangkut keamanan dan ketertiban lingkungan.
Pertemuan ini dihadiri oleh 80 -an warga masyarakat. Acara dihadiri juga oleh Jajaran Pemerintahan Desa.
Acara yang di pandu oleh Rustam Abadi ini diawali dengan Sambutan  A. Gunadi (Kepala Dusun VI). Ada beberapa point yang disampaikan Kardus VI diantaranya:
- Himbauan kepada warga terkait keamanan Lingkungan.
- Penyusunan Jadwal Ronda Malam bagi warga Dusun VI.
- Perlunya di bentuk Ketua RT 21. -- Dimusyawarahkan
Acara berikutnya adalah pembacaan Jadwal Ronda Malam oleh Dira Iskandar (Petugas Linmas).
Acara berikutnya Diskusi yang difasilitasi oleh Suyatno (Sie. Perekonomian LPMD Tanjung Kesuma).
Catatan Diskusi:
A. Keamanan dan Ketertiban
B. Pembahasan mekanisme ronda Ronda di mulai dari pukul 23.00 wib dan.
C. Pengontrol mulai pukul 12 malam
D. Menggunakan mekanisme kontrol bersama. 
E. Menggunakan daftar hadir
Pemilihan Ketua RT
Warga mengusulkan Nanang S., Dasuki,  Ngadimun, Hasan Sidik, Gunawan menjadi bakal calon. Kemudian kelima bakal calon  tersebut berdiskusi dan menyepakati Nanang Suherman terpilih sebagai Pelaksana Tugas Ketua RT 21.
Sugianto HS. (Kepala Desa) menyampaikan beberapa hal diantaranya: Gotong royong, ronda dan membayar pajak adalah kewajiban kita sebagai warga desa.
Jika kita sedang ronda sesungguhnya kita sedang menjaga tetangga dan saudara kita yang tertidur. Sebaliknya kita yang sedang istirahat di rumah, kita sedang di jaga oleh warga lain yang bertugas ronda.
Terkait aturan keamanan dan ketertiban desa akan di segera dibahas ditingkat desa.

Minggu, 24 Januari 2016

Gotong Royong Membuat Pos Ronda Sebagai Wujud Kesadaran Warga Menjaga Kamtibmas


Pelaksanaan Gotong Royong (Foto by ; Sugianto HS.)
 Minggu 24 Januari 2016, sekelompok warga RT 14 Dusun IV Desa Tanjung Kesuma melaksanakan

gotong royong mendirikan Pos Ronda. Mereka secara swadaya mengumpulkan bahan bahan

seperti kayu dan meterial lainnya. Untuk membeli atap (asbes) mereka melaksanakan iuran.

Pelaksanaan Gotong Royong (Foto by ; Sugianto HS.)
Pelaksanaan Gotong Royong (Foto by ; Sugianto HS.)
Berkat semangat dan kerjasama warga RT 14 dibantu oleh Kepala Dusun dan Kepala Desa

Tanjung Kesuma, pemmbangunan pos ronda ini berhasil diselesaikan dalam waktu setengah

hari.

Menurut Sugianto HS."Tak ada yg tak bisa, jika kita bangun bersam". Ia juga mengajak

seluruh warga dsa untuk bahu membahu mnjaga keamanan desa. "Mari, bersama menjaga

keamanan desa kita", pungkasnya.

Jumat, 22 Januari 2016

Komitmen Warga Menjaga Keamanan Lingkungan

Pemasangan Slogan Keamanan Lingkungan
(kontributor Foto: Haidir AR.)
Kesadaran Warga untuk Menjaga Keamanan Lingkungan di tingkat Dusun bisa menjadi pengguggah kesadaran bagi warga dusun lainnya. Komitmen ini bisa dibangun dengan membuat Slogan Keamanan yang bisa dibaca oleh siapapun.

Seperti yang dialkukan warga Dusun IV Tanjung Kesuma. Untuk membentuk sikap waspada dan penggugah kesadaran seluruh warga, mereka memasang Slogan Keamanan di lokasi yang mudah di baca pengguna jalan.

Menurut Dadang Suryana (Tokoh Pemuda), Slogan ini diharapkan menjadi spirit warga untuk makin giat melaksanakan sistem keamanan Lingkungan. Salah satu wujudnya adalah dengan ronda malam.






Slogan di Pasang di lokasi strategis yang Mudah dilihat dan dibaca
kontributor Foto: Haidir AR
Aaktifitas Ronda Malam Warga Dusun IV
kontributor Foto: Sugianto HS.

Rabu, 20 Januari 2016

Menakar Kesiapan Warga Tanjung Kesuma dalam Menjaga Keamanan

Menumbuhkan semangat warga untuk tetap menjaga keamanan lingkungan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan  kegigihan Aparatur pemerintahan desa dan elemen desa yang lain. Hal yang tidak kalah penting adalah kesadaran warga untuk menjaga lingkungannya masing-masing.
Pada situai tertentu (rawan tindak kejahatan), kesadaran warga untuk menjaga keamanan lingkungan biasanya meningkat. Namun pada saat sudah dirasa aman, kegiatan siskamling biasanya merosot lagi.
Padahal Tindak kejahatan bisa berlangsung kapan saja dan dimana saja. Hampir tidak mengenal tempat dan waktu.
Untuk mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mendorong warga untuk tetap waspada dan tetap menjaga kemanan lingkungan setiap saat.

Sabtu, 16 Januari 2016

Rembuk Warga Tentang Keamanan Lingkungan

Sabtu, 16 Januari 2016 warga Dusun IV Tanjung Kesuma  melaksanakan rembuk dusun. Acara yang diprakarsai Kepala Dusun IV ini dihadiri oleh puluhan warga, Kasi Keamanan dan Ketertiban, Kaur Pemerintahan, Kasi Pertanian, Anggota LPMD, RT dan tokoh pemuda.
Suwanto (Kepala Dusun IV), berterimakasih kepada tuan rumah (Dadang Suryana), dan seluruh warga yang sudah hadir. Tujuan pertemuan malam ini adalah untuk.membahas tentang Keamanan Lingkungan.
Mencermati kondisi saat ini sudah 2 warga yang kehilangan.hewan.ternak. Bagaimana kita semua bisa menyikapi dan mengantisipasi wilayah Dusun kita yang sudah di jadikan tempat bertindak kriminal.
Dadang Suryana selaku fasilitator, menyampaikan turut prihatin dengan musibah yang menimpa.warga.
Wilayah kita 80 % memiliki kendaraan bermotor dan hewan ternak. Kita pasti tidak rela wilayah Dusun kita menjadi jajahan para pencuri.
Kenapa maling dalam satu bulan masuk ke Desa kita. Menurut Suwanto Kondisi yang gelap baik di sekitar rumah, dan pos penjagaan dan tim ronda.
Menurut Suwito Ketua RT 14
menggiatkan jadwal ronda.
Sipon mengusulkan untuk merubah jadwal ronda.
Bagaimana jalan( akses) masuk pencuri ini di halangi.  Setidaknya kita bisa meminimalisir.
Jahidin Mensinyalir bahwa pencuri memiliki persiapan yang cukup matang dan rapih. Kita perlu meningkatkan kamtibmas. Ronda itu bukan hanya malam, dengan berkumpul di satu tempat. Tapi ronda setiap saat.
meminimalkan kegiatan survai lokasi oleh kawanan pencuri yang bisa saja dilakukan siang hari.
Kejahatan itu karena ada kesempatan. Sepeda motor kita saja yang didalam rumah bisa kebobolan. Apalagi sapi yang ada dikandang dan ditaruh diluar. Masing masing orang harus mengantisipasi.
Dalam rembuk tersebut disepakati:
1. Memasang Lampu di batas luar dusun sebanyak 35 titik dengan sumber arus dari 35 rumah warga. 
2. Biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemasangan ini sebesar 6,3 juta.
3. Biaya ini di tanggung oleh 193 Kepala keluarga dengan nilai Rp.35.000/KK
4. Pengurus:
Ketua Pelaksana : Slamet
Sekretaris            : Elis
Bendahara           : Uus Sofyan
Humas.                : Sabar, Yuniarto, Simin, Hamim.
Pembahasan selanjutnya mengenai perubahan jadwal ronda di Dusun IV yang dipimpin oleh Kepala Dusun.
Dalam sambutannya, Sugianto HS. Kepala Desa Tanjung Kesuma mengapresiasi inisiatif rembuk warga dan partisipasi seluruh warga masyarakat.
Kedepan mari diefektifkan lagi jadwal ronda. Ronda adalah kewajiban kita sebagai warga masyarakat. Yang perlu dibahas adalah berkenaan dengan aturan dan sangsi.
Mengenai pengontrolan akan dikoordinasikan di pemerintahan desa, karena ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah desa.
Langkah besar kedua adalah adalah penerangan di pinggir dusun. Gagasan ini semoga bisa dilaksanakan dan menjadi kemudahan.
Tim Pelaksana perlu menjelaskan ke warga masyarakat mengenai fungsi program ini. Setelah ini tim.Pelaksana silakan berkoordinasi.
Terimakasih secara khusus kepada pak Dadang Suryana yang sudah menginisiasi acara ini.
Dengan niat baik kita semua semoga langkah ini diberi kemudahan.

Jumat, 15 Januari 2016

TANJUNG KESUMA AWARD 2105 Rangkaian HUT RI 70 2015

Theme Hut RI 70 Tingkat Desa Tanjung Kesuma 2015

Kepala Desa Himbau Warga tentang Keamanan Lingkungan

Dalam sebuah acara kendurian di rumah  di rumah P. Suwarno,  Sugianto HS.  Kepala Desa Tanjung Kesuma menyampaikan beberapa program pembangunan desa yang akan dilaksanakan di Dusun VI.
Yang pertama adalah pembuatan siring jalan di RT 20. Oleh karena itu ia mengingatkan warga agar dari sekarang (saat musim hujan) memperhatikan siring ataupun gorong gorong yang rusak atau tersumbat.
Hal ini bertujuan agar jangan sampai aliran air hujan meluap ke jalan. Karena aliran air hujan yang meluap bisa menyebabkan kerusakan jalan.

Rencana kedua adalah pembangunan jalan onderlag di jalan dusun. Namun Kepala Desa mengingatkan agar warga menyiapkan bahu jalan selebar minimal 3,5 M. Kemudian jalan tersebut harus disiapkan siring agar ketika dibangun telford tidak mudah rusak. Jika warga Dusun VI bisa menyiapkan bahu jalan pada tahun ini maka dipastikan tahun depan akan dibangun jalan telford

Terkait keamanan Lingkungan, Kepala Desa juga mengingatkan warga masyarakat dusun VI agar menggiatkan kembali ronda malam. Kemudian bagi pemilik hewan ternak agar tetap waspada. Karena akhir akhir ini banyak tindak kriminal pencurian sapi.

Gunadi (Kasus VI) langsung menyambut baik himbauan Kepala Desa dengan memerintahkan warga dusun VI untuk melaksanakan Ronda Malam. Namun demikian karena jadwal ronda yang ada sudah cukup lama dan sudah banyak warga baru maka perlu ada penyusunan jadwal ronda baru.
Dalam kesempatan itu disepakati penyusunan jadwal ronda dilaksanakan melalui Musyawarah warga dusun yang akan dilaksanakan pada Hari Selasa malam Rabu (19 Januari 2016).

Selasa, 12 Januari 2016

Minimnya Antusias Petani terhadap Asuransi Pertanian

Apa yang bisa dilakukan ketika petani padi sawah mengalami gagal panen? Meratapi atau menyesali?
Baru mendengar Asuransi Pertanian? Ya seperti penulis. Baru mendengar saat menghadiri acara Musyawarah Pembangunan Desa pada akhir tahun 2015. Pada saat sambutan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian yang bertugas di Tanjung Kesuma mengenai info Asuransi Pertanian. Sebetulnya sudah disosialisasikan kepada Ketua Gabungan Kelompok Tani di Desa Tanjung Kesuma. Namun hingga masuk musim tanam, belum satupun petani di Desa Tanjung Kesuma mendaftarkan diri.
Ada apakah gerangan?
Menurut Maryatna (Ketua Gapoktan Kesuma)  tidak adanya keinginan anggota kelompok Tani karena asuransi hanya berlaku di musim tanam "rendeng" saja. Menurutnya pada musim rendeng tingkat kegagalan panen sangat minimal. Atas keyakinan itulah banyak warga petani yang enggan mengikuti program asuransi ini.
Untuk lebih mendalami program asuransi pertanian ini berikut informasi yang pernah dirilis Koran SINDO Pada Kamis, 15 Oktober 2015.
Asuransi pertanian salah satu butir dari enam paket kebijakan sektor keuangan yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Jilid Tiga.
Paket asuransi tersebut hanya membebani petani premi sebesar Rp30.000 per hektare dengan pertanggungan sebesar Rp6 juta per hektare apabila terjadi gagal panen. Hanya, tidak semua petani bisa menikmati fasilitas asuransi tersebut dan terbatas pada petani padi untuk tahun ini. Sebelumnya pihak OJK mengusulkan semua petani bisa mendapatkan asuransi kalau mengalami gagal panen karena memiliki potensi risiko yang sama sehingga perlu dibantu.
Namun, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) berpandangan lain sebagai uji coba cukup diberikan kepada petani padi saja sebelum diperluas jangkauan asuransi tersebut. Jadi, Kementan sengaja fokus pada lahan pertanian padi karena ingin memastikan program ini sukses dahulu pada tanaman padi. Setelah itu baru menyusul program asuransi di luar petani padi. Tidak setiap petani bisa mendapatkan asuransi kecuali yang tergabung dalam sebuah kelompok tani.
Tentu, di balik pemberian asuransi tersebut ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi petani. Misalnya, pola kerja yang sudah tertata, proses tanam serentak, pengelolaan penggunaan pupuk tertentu, penggunaan irigasi yang baik dan benar. Perusahaan asuransi harus memastikan bahwa prosedur standar kegiatan pertanian sudah dilakukan dengan baik. Program asuransi ini bukan program santunan.
Pada tahap awal pemerintah mengalokasikan dana premi sebesar Rp150 miliar untuk sejuta hektare lahan pertanian hingga akhir tahun ini. Dalam mewujudkan asuransi pertanian ini, pihak OJK menggandeng sejumlah pihak tentu yang pertama Kementan, BUMN, dan perusahaan asuransi. Telah disepakati skema asuransi dengan pola pembayaran premi asuransi 80% ditanggung pemerintah sebagai subsidi dan 20% dibebankan kepada petani.
Jadi, dari total premi sebesar Rp180.000 per hektare per musim tanam sebesar Rp150.000 dibayar pemerintah dan petani kebagian Rp30.000. Harapannya dengan program asuransi itu, selain melindungi para petani dari kerugian akibat gagal panen, juga membuka akses ke dunia perbankan untuk mendapatkan pembiayaan nanti. Berdasarkan data survei pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2003 jumlah rumah tangga usaha tani di Indonesia mencapai sekitar 31,17 juta.
Namun, 10 tahun kemudian tepatnya 2013 jumlahnya menyusut menjadi 26,13 juta atau turun sekitar lima juta selama 10 tahun atau sekitar 1,75% per tahun. Ini menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja di bidang pertanian memang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, ya salah satunya pemberian asuransi pertanian. Meski layanan asuransi pertanian masih terbatas telah mendapat respons positif dari petani. Petani bisa berkonsentrasi penuh.
Sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir, asuransi memberi jaminan kepada petani untuk kelanjutan produksi seandainya mengalami kegagalan panen. Selama ini posisi petani selalu dalam kesulitan ketika mengalami gagal panen karena semua kerugian ditanggung sendiri.
Kerugian itu terus bergulir karena petani sulit mendapatkan modal untuk musim tanam berikutnya. Bagaimana cara mengklaim asuransi apabila petani mengalami gagal panen? Salah satu poin penting yang harus dipahami petani. Skema klaim asuransi berdasarkan ketentuan pihak OJK, petani yang tergabung dalam kelompok tani tinggal melaporkan puso ke Dinas Pertanian setempat. Apabila klaim gagal panen sudah diverifikasi, OJK menetapkan batas maksimum pencairan dari penjamin asuransi tidak lebih dari sepekan.
Adapun pihak asuransi yang ditunjuk pemerintah adalah PT Jasindo sebagai penjamin tunggal asuransi pertanian untuk tahun ini. Kita berharap program asuransi pertanian ini bisa berkembang dengan baik yang akhirnya bisa meng-cover para petani, tidak sebatas petani padi.
Kalau sektor pertanian berkembang baik di negeri ini, tak perlu bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Pemerintah harus bertekad mengubah perilaku importir menjadi eksportir komoditas pangan.