Minggu, 16 November 2014

Isi Refleksi Napak Tilas

Merefleksikan kembali apa yang sudah dilakukan merupakan kebiasaan baik. Dengan melaksanakan refleksi, setiap orang bisa melihat kembali apa saja proses yang telah terjadi, perasaan apa yang berkembang,  kesan dan pesan pasca kegiatan.

Pada Rabu 13 November 2014, pemuda peserta dan tim pendukung acara Napak Tilas Tapal Batas Desa melakukan refleksi di Kediaman Kepala Dusun III (Miskanto).

Acara yang difasilitasi Dadang Suryana ini memberikan ruang kepada seluruh  peserta untuk merefleksikan perasaan, twmuan dan masukan terhadap kegiatan kepemudaan dan desa. Berikut petikan acara refleksi.

Emon Saputra :
Pertama kali diajak saya merasa ini adalah tantangan tersendiri. Ide yang Luar Biasa, karena bisa menambah wawasan saya mengenai batas desa. Dari kegiatan tersebut saya merasasakan timbulnya kekeluargaan dari pemuda dusun lain.
Rasa lelah kami terbayar setelah saya merasakan manfaatnya. Dulu orang tua kami yang tahu saat ini diberi tahu. Usulan lebih banyak peserta agar lebih meriah dan lanjut ke tapal batas dusun dari I s/d 6.

Aji Suhendra:
Kesan Luar Biasa, Bangga, ada motivasi sehingga merasa kuat. Jadi tahu batas desa. Usul: Napak tilas ini hatus dipertahankan. Bazar dari karya pemuda untuk kegiatan amal.

Romi Darmawan:
Terimakasih kepada para pendukung. Jadi Tahu batas alam desa Tanjung Kesuma.

Ahmad Kushaini: 
Kesan yang saya rasakan adalah saya punya keluarga baru, terjalin ikatan batin antata satu sama lain baik peserta maupun tim pendukung. Batas tidak kalah penting merasa saling memilikil. Pesan saya apapun bentuk kegiatan selama itu positip saya siap mendukung. Apalagi yg lebih menantang.

Suratmin:
Merasa bangga, karena saya pendatang. Belum tentu semua desa melaksanakan acara seperti ini. Jadi lebih tahu tentang Tanjung Kesuma. Usul kedepan tidak hanya Tanjung Kesuma tapi ke Purbolinggo.

Dudu Budianto:
Kesan saya kegiatan ini perlu dilestarikan karena bisa mengikat pemuda agar lebih solid tidak terpetakan tiap dusun. Masih banyak potensi dikalangan pemuda. Potensi itu bisa jadi nilai jual yang bisa dikelola pemuda. Misal penghijauan di lahan lahan kosong dan gersang. Kondisi ini bisa menjadi potensi. Utamanya kebersamaan pemuda.

Aprizal Dwi Yulianto:
Senang bisa kumpul dengan bapak bapak pamong saya merasa dihormati dan dihargai.

Jumanto: 
Luar biasa, sampai sekarang masih membekas dalam pikiran saya, soal batas desa. Tanggapan warga desa lain untuk ikut kegiatan seperri Tanjung Kesuma. Jangan sampai mereka mengambil lokasi tanah desa kita. Jangan sampai tanah desa kita dicaplok otang lain. Ini tanah kelahiran saya pasti saya tidak terima. Kebersamaan dengan tim. Usulan agar batas dipatok agar mereka yang diluar desa tidak bisa mencaplok lagi. Saya swdih jika desa kita diambil orang lagi. Mohon kepada aparat desa agar mempertegas batas desa supaya kita tidak terrtindas.

Andi Suhendra:
Saya merasa bangga menjadi Tim Napak Tilas untuk yang pertama kali. Alhamdulillah lancar. Semoga ini bisa berjalan kedepan.

Sofyan:
Senang bisa berkumpul dengan teman teman pemuda desa. Usulan kedepan agar tetangga desa  bisa ikut serta untuk menjadi saksi.

Dadang Suryana:
Mengapresiasi semangat pemuda. Ternyata desa ini tidak kosong dari pemuda. Kemajemukan dari pemuda. Ini sejarah dari kita.

Suwanto:
saya sangat mendukung acara pemuda yabg positip. Agar desa lain tau bahwa pemuda tanjung kesuma ada kebersamaan. Agara kita makin erat antar pemuda. Ada wilayah tertentu yang sawah masuk Tanjung Kesuma tapi IPPAIR dan jangolan masuk ke desa lain. Saya sangat apresiasi ide ide  untuk  memajukan pemuda Tanjung Kesuma.

Sugiarto:
Saya sangat senang. Tahun depan kita bisa mengadakan acara seperti itu  dengan peserta yang lebih banyak.

Analisa dan Pengembangan Kegiatan.

Sumirah:
Terimakasih atas keikutsertaan teman teman. Pemuda bisa mengetahui batas batas desa, sejauh ini belum ada cerita yang sudah pernah melewati dan bisa mengetahui luasnya wilayah Tanjung Kesuma.
Batas batas harus diberi patok jangan sampai wilayah kita dicaplok desa lain.  Untuk kedepan kita jangan kecolongan. Siapa lagi kalau bukan kita, supaya kita tahu batas desa. Kalau selama ini kita hanya mendengar cerita sekarang kita bisa menceritakan. Saya mohon maaf ketua sangat sibuk, tapi jangan khawatir tetap akan didukung. Kedepan klu kita bersatu akan lebih kuat. Kani siap menerima aspirasi teman teman untuk saya sampaikan ke LPMD.

Miskanto:
Senang dengan kegiatan ini, harapannya kedepan  pemuda ini bisa mengajak teman-teman yang lain untuk lebih aktif.

Suyatno:
Napak Tilas itu spirit untuk menumbuhkan nilai-nilai kepedulian, kebersamaan dan kesadaran tinggal di desa.Siapapun kita baik lahir besar di desa ini ataupun yang berasal dari luar desa tidaklah penting. Realitasnya saat ini kita semua tinggal di desa ini, membesarkan anak, hingga menggantungkan harapan-harapan di desa ini. Saat ini kita terikat pada kesamaan lokasi yaitu desa Tanjung Kesuma. Apakah kita menjadi sedang menjadi warga atau aparatur desa atau pengurus lembag desa, kita semua sama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk memajukan desa.   Kita semua punya bisa punya ruang peran dan saluran untuk menyampaikan aspirasi ide dan gagasan apapun.  Sehebat apapun ide tidaklah akan berarti apa-apa jika tidak dilaksanakan. Perlu kesadaran tinggi untuk bisa menjadikan ide dan gagasan menjadi tindakan.

Apresiasi tertinggi patut disampaikan kepada tim Napak Tilas Tapal Batas yang telah menorehkan sejarah di Desa Tanjung Kesuma. Anda adalah pelaku sejarah, disaat banyak orang hanya bisa meninjukkan batas desa, Anda sudah pernah berjalan menyusuri. Bukan pada hasil berupa data semata yang akan di tuju. Namun semangat yang tumbuh karena And sudah menujukan kepedulian terhadap desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar